Analisis Mutu Fisik, Kimia dan Organoleptik Teh Celup Kelor (Moringa oleifera) dengan Metode Pengeringan yang Berbeda

Dina Pitriana(1), Methatias Ayu Moulina(2Mail), Andwini Prasetya(3),
(1) Dehasen Bengkulu University, Indonesia
(2) Dehasen Bengkulu University, Indonesia
(3) Dehasen Bengkulu University, Indonesia

Mail Corresponding Author
Copyright (c) 2023 methatias ayu moulina

DOI : https://doi.org/10.37638/sinta.4.2.239-250

Full Text:  

Abstract


Daun Kelor (Moringa oleifera) mempunyai kandungan zat gizi yang tinggi sehingga dapat menjadi alternatif untuk minuman teh yang kaya  gizi. Metode pengeringan yang tepat diperlukan agar tidak mempengaruhi mutu fisik, kimia dan organoleptiknya. Penelitian  ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh  variasi pengeringan  teh celup daun kelor terhadap  rendemen, sifat kimia dan sifat  organoleptik  teh daun kelor.Perlakuan penelitian dilakukan dengan variasi pengeringan dengan 4 perlakuan yaitu  penjemuran selama 6 hari, pengovenan selama 10 menit,  20 menit,  dan 30 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rendemen teh celup daun kelor antara 85,01% sampai 88,39%, semakin lama pengovenan kadar air semakin rendah dan kadar air dari penjemuran sinar matahari selama 6 hari lebih tinggi dari perlakuan pengeringan selama 10 menit (memenuhi SNI), semakin lama waktu pengovenan maka semakin tinggi nilai kadar abu dan kadar abu perlakuan selama 10 menit lebih rendah dari perlakuan pengeringan selama 6 hari (memenuhi SNI), semakin lama waktu pengeringan maka semakin tinggi kandungan protein teh daun kelor. Pada uji organoleptik diperoleh semakin lama waktu pengeringan maka warna kurang di sukai, aroma berada pada skala agak suka dan masih bisa diterima. Sedangkan rasa teh daun kelor menunjukkan nilai semakin rendah dengan tingkat kesukaan panelis tertinggi  pada perlakuan pengeringan sinar matahari 6 hari. Analisis usaha berdasarkan B/C 2,2 dan BEP pada Rp11.220

 


References


Agagunduz. (2020). Food Science and Human Wellness Determination of the Total Antioxidant and Oxidant Status of Some Galactagogue and Herbal Teas. Food Science and Human Wellness 9:377–82. doi: 10.1016/j.fshw.2020.06.002.

Aminah. (2015). Kandungan Nutrisi dan sifat Fungsional Tanaman Kelor

(Moringa oleifera) buletin pertanian perkotaan, 5 (2): 35-44.

Arifin. ((1992). Kultur Teknis Tanaman Teh. Penelitian Teh. Bandung

BSN, Badan Standar Nasional. (2013). SNI 01-3836-2013 Syarat Mutu Teh Kering. Jakarta.

Damayanthi. (2008). Studi Kandungan Katekin dan Turunannya sebagai Antioksidan Alami Serta Karakteristik Organoleptik Produk Teh Murbei dan Teh (Camelia-Murbei). Jurusan Gizi Masyarakat. MEFA. IPB. Bogor.

Handayani. (2016.). Ekstrak Antioksidan Daun Metode Ultrasonic Bath (Kajian Rasio Pelarut dan Lama Ekstraksi). Jurnal Pangan dan Agroindustri vol.04 No. 01. Halaman : 262-272.

Ikalinus. (2015). Indonesia Medicus Veterinus. Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit Batang Kelor (Moringa oleifera). Volume 4 (1): 71-79.

Krisnadi. (2013). kelor Super Nutrisi. Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia. Blora.

May. (2019). Kombucha: a novel model system for cooperation and conflict in a complex multi-species microbial ecosystem. PeerJ. 7, e7565. DOI:10.7717/peerj.7565. Diakses 4 apr il 2021.

Melo. (2013). Moringa oleifera L., Anunderutilized tree with macronutrients for Human healty Emir. J. Food agric 25 (10): 785-789.

Misra, (2014). Nutritional evaluation of some leafy vegetable use bye the tribal and rural people of south Odisha, India. Fournal Of Natural Product and Plat Resources, 4. 23-28.

Mustofa. (2020.). The Use of The Stable Free Radical Diphenylpic Rylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. . Journal Songklanakarin. JSciTechnoo. Vol. 26: 211-219. .

Nugraha. (2013). "Bioaktivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Escheria coli penyebab kolasibasilosis pada Babi". Thesis Denpasara. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

Agagunduz. (2020). Food Science and Human Wellness Determination of the Total Antioxidant and Oxidant Status of Some Galactagogue and Herbal Teas. Food Science and Human Wellness 9:377–82. doi: 10.1016/j.fshw.2020.06.002.

Aminah. (2015). Kandungan Nutrisi dan sifat Fungsional Tanaman Kelor

(Moringa oleifera) buletin pertanian perkotaan, 5 (2): 35-44.

Arifin. ((1992). Kultur Teknis Tanaman Teh. Penelitian Teh. Bandung

BSN, Badan Standar Nasional. (2013). SNI 01-3836-2013 Syarat Mutu Teh Kering. Jakarta.

Damayanthi. (2008). Studi Kandungan Katekin dan Turunannya sebagai Antioksidan Alami Serta Karakteristik Organoleptik Produk Teh Murbei dan Teh (Camelia-Murbei). Jurusan Gizi Masyarakat. MEFA. IPB. Bogor.

Handayani. (2016.). Ekstrak Antioksidan Daun Metode Ultrasonic Bath (Kajian Rasio Pelarut dan Lama Ekstraksi). Jurnal Pangan dan Agroindustri vol.04 No. 01. Halaman : 262-272.

Ikalinus. (2015). Indonesia Medicus Veterinus. Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit Batang Kelor (Moringa oleifera). Volume 4 (1): 71-79.

Krisnadi. (2013). kelor Super Nutrisi. Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia. Blora.

May. (2019). Kombucha: a novel model system for cooperation and conflict in a complex multi-species microbial ecosystem. PeerJ. 7, e7565. DOI:10.7717/peerj.7565. Diakses 4 apr il 2021.

Melo. (2013). Moringa oleifera L., Anunderutilized tree with macronutrients for Human healty Emir. J. Food agric 25 (10): 785-789.

Misra, (2014). Nutritional evaluation of some leafy vegetable use bye the tribal and rural people of south Odisha, India. Fournal Of Natural Product and Plat Resources, 4. 23-28.

Mustofa. (2020.). The Use of The Stable Free Radical Diphenylpic Rylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. . Journal Songklanakarin. JSciTechnoo. Vol. 26: 211-219. .

Nugraha. (2013). "Bioaktivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Escheria coli penyebab kolasibasilosis pada Babi". Thesis Denpasara. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

Rofiah, (2015). Aktifitas Aktioksidan Dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Dengan Variasi Lama Pengeringan Dan Penambahan Jahe Serta Lengkuas Sebagai Perasa Alami. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Shiriki. (2015). Nutritional evaluation of complementary food formulations from maize. soybean and peanut fortifoed with Moringa oleifera leaf powdear. Food and Nutrition Sciences 6, 494-500.

Spillane, J. (2012). Komoditi Teh dan Peranannya dalam Perekonomian Indonesia Kanisius. Yogyakarta.

Stiven, (2017). Diagram Alir Proses Pengolahan Teh Kelor.Bumi Aksara. Jakarta.

Sulistiawati. (2017,). Aktivitas Antioksidan Teh Kombinasi Daun Katuk dan Daun Kelor Dengan Variasi Suhu Pengeringan . Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Trisnatari. (2015). Evaluasi Nilai Nutrisi Dari Beberapa Macam Daun Kelor Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya Malang.

Agagunduz. (2020). Food Science and Human Wellness Determination of the Total Antioxidant and Oxidant Status of Some Galactagogue and Herbal Teas. Food Science and Human Wellness 9:377–82. doi: 10.1016/j.fshw.2020.06.002.

Aminah. (2015). Kandungan Nutrisi dan sifat Fungsional Tanaman Kelor

(Moringa oleifera) buletin pertanian perkotaan, 5 (2): 35-44.

Arifin. ((1992). Kultur Teknis Tanaman Teh. Penelitian Teh. Bandung

BSN, Badan Standar Nasional. (2013). SNI 01-3836-2013 Syarat Mutu Teh Kering. Jakarta.

Damayanthi. (2008). Studi Kandungan Katekin dan Turunannya sebagai Antioksidan Alami Serta Karakteristik Organoleptik Produk Teh Murbei dan Teh (Camelia-Murbei). Jurusan Gizi Masyarakat. MEFA. IPB. Bogor.

Handayani. (2016.). Ekstrak Antioksidan Daun Metode Ultrasonic Bath (Kajian Rasio Pelarut dan Lama Ekstraksi). Jurnal Pangan dan Agroindustri vol.04 No. 01. Halaman : 262-272.

Ikalinus. (2015). Indonesia Medicus Veterinus. Skrining fitokimia ekstrak etanol kulit Batang Kelor (Moringa oleifera). Volume 4 (1): 71-79.

Krisnadi. (2013). kelor Super Nutrisi. Pusat Informasi dan Pengembangan Tanaman Kelor Indonesia. Blora.

May. (2019). Kombucha: a novel model system for cooperation and conflict in a complex multi-species microbial ecosystem. PeerJ. 7, e7565. DOI:10.7717/peerj.7565. Diakses 4 apr il 2021.

Melo. (2013). Moringa oleifera L., Anunderutilized tree with macronutrients for Human healty Emir. J. Food agric 25 (10): 785-789.

Misra, (2014). Nutritional evaluation of some leafy vegetable use bye the tribal and rural people of south Odisha, India. Fournal Of Natural Product and Plat Resources, 4. 23-28.

Mustofa. (2020.). The Use of The Stable Free Radical Diphenylpic Rylhydrazyl (DPPH) for Estimating Antioxidant Activity. . Journal Songklanakarin. JSciTechnoo. Vol. 26: 211-219. .

Nugraha. (2013). "Bioaktivitas Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) terhadap Escheria coli penyebab kolasibasilosis pada Babi". Thesis Denpasara. Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Udayana.

Rofiah, (2015). Aktifitas Aktioksidan Dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Dengan Variasi Lama Pengeringan Dan Penambahan Jahe Serta Lengkuas Sebagai Perasa Alami. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Shiriki. (2015). Nutritional evaluation of complementary food formulations from maize. soybean and peanut fortifoed with Moringa oleifera leaf powdear. Food and Nutrition Sciences 6, 494-500.

Spillane, J. (2012). Komoditi Teh dan Peranannya dalam Perekonomian Indonesia Kanisius. Yogyakarta.

Stiven, (2017). Diagram Alir Proses Pengolahan Teh Kelor.Bumi Aksara. Jakarta.

Sulistiawati. (2017,). Aktivitas Antioksidan Teh Kombinasi Daun Katuk dan Daun Kelor Dengan Variasi Suhu Pengeringan . Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Trisnatari. (2015). Evaluasi Nilai Nutrisi Dari Beberapa Macam Daun Kelor Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya Malang.

Parwito, P., Susilo, E., & Rolenti Togatorop, E. (2021). MENGISI PEKARANGAN DARI SISA BAHAN SAYUR DAN BUMBU DAPUR DI KELOMPOK TANI PERINTIS II KELURAHAN PEMATANG GUBERNUR KECAMATAN MUARA BANGKAHULU KOTA BENGKULU. PAKDEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1), 19-24. https://doi.org/10.58222/pakdemas.v1i1.13

Riskesdes. (2018). Lama Pengeringan Aktivitas Antioksidan dan Mutu Teh Herbal Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Riau.

Riskesdes. (2018). Lama Pengeringan Aktivitas Antioksidan dan Mutu Teh Herbal Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Riau.

Rofiah, (2015). Aktifitas Aktioksidan Dan Sifat Organoleptik Teh Daun Kelor Dengan Variasi Lama Pengeringan Dan Penambahan Jahe Serta Lengkuas Sebagai Perasa Alami. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Shiriki. (2015). Nutritional evaluation of complementary food formulations from maize. soybean and peanut fortifoed with Moringa oleifera leaf powdear. Food and Nutrition Sciences 6, 494-500.

Spillane, J. (2012). Komoditi Teh dan Peranannya dalam Perekonomian Indonesia Kanisius. Yogyakarta.

Stiven, (2017). Diagram Alir Proses Pengolahan Teh Kelor.Bumi Aksara. Jakarta.

Sulistiawati. (2017,). Aktivitas Antioksidan Teh Kombinasi Daun Katuk dan Daun Kelor Dengan Variasi Suhu Pengeringan . Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Trisnatari. (2015). Evaluasi Nilai Nutrisi Dari Beberapa Macam Daun Kelor Fakultas Peternakan. Universitas Brawijaya Malang.

Riskesdes. (2018). Lama Pengeringan Aktivitas Antioksidan dan Mutu Teh Herbal Daun Ketepeng Cina (Cassia alata L.). Fakultas Pertanian. Universitas Riau. Riau.


Article Metrics

Abstract Views : 47 times
PDF Downloaded : 44 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2023 methatias ayu moulina

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

________________________________________________________________

SINTA Journal views StatisticSINTA Journal Stat

SINTA Journal indexed by:

ResearchBib     

JournalStories Main logo


Secretariat Office:
Wisma PDM Bengkulu
Mail  : Jl. Kebun Veteran No 12, Kel. Nusa Indah Kec. Ratu Agung Kota Bengkulu
Telp  : 082138129668/081541234500/081328676033
email: sinta@pdmbengkulu.org

 
Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License